Memimpin dengan Disiplin Waktu
Posted by Unknown on Tuesday, November 11, 2014 with No comments
Hello sobat Rainbow.
Sudah lama yah, saya tidak menemani anda semua.
Sekarang
saya mau berbagi cerita nih. Cerita ini saya buat sudah cukup lama,
ceritanya adalah mengenai pengalaman saya. Saya buat cerita ini untuk
mengikuti lomba menulis cerita. Namun apa mau di kata, saya masih kurang
beruntung. Hahaha..
Langsung
saja deh saya bagikan ceritanya. Nantinya jangan lupa untuk
meninggalkan komentar yah. Supaya saya bisa tau kedepannya kalau
mengikuti lomba gimana lebih bagus dalam membuat cerita.
Oke deh, langsung aj yah, Selamat menikmatinya teman-teman.
Cerita ini dibuat dengan Tujuan semoga dapat menginspirasi semua insan Rainbow dan dapat memberi makna hidup yang luar biasa.
Pengalaman
saya ini berawal ketika saya mengikuti sebuah kegiatan Retret
(Pelatihan pengembangan kepribadian) yang diselenggarakan sekolah saya.
Kegiatan itu berlangsung selama lima hari empat malam yang dihadiri oleh
seorang inspirator sekaligus motiator luar biasa. Seluruh peserta tidak diperkenankan untuk pulang selama retret berlangsung. Disana seluruh peserta ditekankan untuk dapat hidup berkesadaran (disiplin dalam segala hal), bagaimana agar dapat berkomunikasi dengan baik, bekerja sama dengan orang lain, sehingga ketika saya berada di luar sana, saya dapat mengerti bagimana kehidupan ini sesungguhnya kita jalani.
Saat sebelum saya mengikuti kegiatan ini, tepatnya ketika saya mengetahui akan dilaksanakan kegiatan ini, saya sungguh tidak berharap untuk dapat mengikuti kegiatan ini. Akan tetapi, hal ini bukanlah sesuatu yang dapat dielakkan. Seluruh siswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hingga akhirnya, anpa ada pilihan lainnya, saya pun mengikuti kegiatan ini dengan berusaha untuk melewatinya dengan cepat dan berusaha ikhlas.
Waktu pun terus berjalan, hingga akhirnya hari tersebut pun tiba. Sebelum berangkat, saya mencoba untuk meyakinkan diri saya bahwa akan banyak sekali hal yang dapat saya peroleh dari kegiatan ini, Meskipun sebelumnya ada sedikit keraguan untuk mengikutinya. Saya mencoba memberi sugesti positif mengenai kegiatan yang akan berlangsung. Kemudian saya pun berangkat menuju sekolah untuk mengikuti kegiatan ini. Ketika saya sampai di sekolah saya tempat dilaksanakannya kegiatan retret tersebut, saya bergegas mencari kamar tempat saya untuk istirahat.
Di hari pertama, saya dan para peserta lainnya hanya diberikan pengarahan dan dilakukan pembagian kelompok yang mana nantinya akan menjadi rekan ketika melakukan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam retret tersebut. Sungguh hal yang sulit dipercaya, disaat awal pemberitahuan akan diadakan retret ini saya sungguh tidak terlalu tertarik untuk mengikutinya, akan tetapi ketika saya mengikutinya, saya justru dipilih untuk menjadi ketua atau pemimpin dalam kelompok saya. Sungguh suatu hal yang tak pernah terpikirkan. Namun hal ini bukan malah membuat saya luluh, tapi hal ini justru membuat saya menjadi termotivasi. Kemudian malam menjelang dan seluruh peserta pun beristirahat. Keesokkan harinya, kami melakukan kegiatan-kegiatan seperti layaknya hal yang dilakukan di hari biasanya, salah satunya ialah olahraga. Hal-hal seperti ini dilakukan setiap hari.
Saat sebelum saya mengikuti kegiatan ini, tepatnya ketika saya mengetahui akan dilaksanakan kegiatan ini, saya sungguh tidak berharap untuk dapat mengikuti kegiatan ini. Akan tetapi, hal ini bukanlah sesuatu yang dapat dielakkan. Seluruh siswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hingga akhirnya, anpa ada pilihan lainnya, saya pun mengikuti kegiatan ini dengan berusaha untuk melewatinya dengan cepat dan berusaha ikhlas.
Waktu pun terus berjalan, hingga akhirnya hari tersebut pun tiba. Sebelum berangkat, saya mencoba untuk meyakinkan diri saya bahwa akan banyak sekali hal yang dapat saya peroleh dari kegiatan ini, Meskipun sebelumnya ada sedikit keraguan untuk mengikutinya. Saya mencoba memberi sugesti positif mengenai kegiatan yang akan berlangsung. Kemudian saya pun berangkat menuju sekolah untuk mengikuti kegiatan ini. Ketika saya sampai di sekolah saya tempat dilaksanakannya kegiatan retret tersebut, saya bergegas mencari kamar tempat saya untuk istirahat.
Di hari pertama, saya dan para peserta lainnya hanya diberikan pengarahan dan dilakukan pembagian kelompok yang mana nantinya akan menjadi rekan ketika melakukan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam retret tersebut. Sungguh hal yang sulit dipercaya, disaat awal pemberitahuan akan diadakan retret ini saya sungguh tidak terlalu tertarik untuk mengikutinya, akan tetapi ketika saya mengikutinya, saya justru dipilih untuk menjadi ketua atau pemimpin dalam kelompok saya. Sungguh suatu hal yang tak pernah terpikirkan. Namun hal ini bukan malah membuat saya luluh, tapi hal ini justru membuat saya menjadi termotivasi. Kemudian malam menjelang dan seluruh peserta pun beristirahat. Keesokkan harinya, kami melakukan kegiatan-kegiatan seperti layaknya hal yang dilakukan di hari biasanya, salah satunya ialah olahraga. Hal-hal seperti ini dilakukan setiap hari.
Kembali kepada topik dan tujuan saya membuat
tulisan ini, ada suatu saat dimana kami seluruh para peserta diberikan waktu
beristirahat yang telah ditentukan dan harus kembali tepat pada waktu yang
telah ditentukan pula dengan membawa seluruh anggota-angotanya. Pada saat itu,
saya merasa hal ini sungguh menjadi tekanan bagi saya. Karena yang akan
mendapatkan hukuman bukanlah hanya anggota-angotanya yang terlambat saja,
tetapi ketuanya juga (meskipun ketua tidak terlambat).
Hingga akhirnya, waktu yang ditentukan pun tiba.
Saya berusaha mengajak seluruh anggota kelompok saya untuk segera menuju tempat
kami semua harus berkumpul, akan tetapi beberapa anggota dari kelompok saya
sulit sekali diatur, hingga akhirnya timbul rasa egois dan saya lupa akan
konsekuensi yang akan saya terima. Saya berusaha secepat mungkin untuk tiba
pada waktunya, namun keberuntungan tidak berada dipihak saya, dan saya akhirnya
pun terlambat. Saat itu saya mencoba untuk mengatakan yang sejujurnya dengan
harapan agar saya dapat menghindar dari hukuman yang akan diberikan. Namun apa
daya, segala alasan yang dibuat tidak diterima dan akhirnya seluruh peserta
yang terlambat mendapat hukuman. Hukuman yang kami terima memang bukanlah hal
yang berat akan tetapi membuat kita malu, hukumannya itu ialah menari di depan
para peserta lainnya. Setelah mendapat hukuman tersebut, inspirator yang
mengisi kegiatan ini memberikan cerita mengenai pentingnya waktu. Cerita
tersebut sungguh mengubah cara pikir saya. Sedikit saya bagikan ceritanya
yaitu, ada suatu saat dimana seorang pengusaha kaya yang mempunyai janji
penting dengan rekan bisnisnya dari luar negeri, ia harus sampai tempat dimana
kedua pebisnis ini harus menandatangani surat perjanjian kerja mereka. Namun
orang ini tidak memikirkan bagaimana perjalanan yang akan ditempuhnya, ia tidak
memikirkan akan terjadinya macet atau
hal lain yang mungkin terjadi. Orang ini berangkat dengan waktu yang menurutnya
pas akan tiba di tempat tujuan pada waktunya. Namun hal yang tidak diinginkan
pun terjadi, dalam perjalannya ada kecelakaan sehingga membuat jalanan macet. Ia
pun terlambat 5 menit dari waktu yang dijanjikan, namun ketika ia sampai,
pebisnis dari luar negeri tersebut telah pergi dan meninggalkan pesan bahwa
perjanjian mereka dibatalkan, karena menurut mereka orang ini berniat untuk
membohongi mereka. Akhirnya proyek besar yang mereka janjikan pun batal, dan
orang ini mengalami kerugian yang cukup besar. Dari cerita tersebut saya mulai
berpikir, ternyata betapa pentingnya waktu itu, bahkan sekian detik pun sangat
berharga. Kemudian saya sadar jika masih ada waktu sebelum waktu yang
ditentukan, berarti tidak ada alasan apapun untuk menghindari diri dari
konsekuensi.
Sejak saat itu, disetiap kegiatan yang
dilaksanakan saya selalu memikirkan cara untuk dapat membujuk anggota-anggota
kelompok saya, misalnya dengan lebih mendekatkan diri dengan mereka, tanpa
membuat mereka merasa bahwa saya sebagai ketua mendapat perlakukan khusus. Hingga
saat ini saya mempunyai suatu pengalaman luar biasa, mungkin kejadian ini hanya
hal kecil, namun yang namanya pengalaman sungguh suatu hal yang sangat sangat
berharga. Sehingga sampai sekarang pun saya masih disiplin pada waktu, karena
saya tidak ingin terjadi hal yang nantinya membuat saya rugi, padahal jika
dipikirkan hal yang terjadi masih dapat dihindari. Sungguh bukanlah suatu yang
mudah. Karena ketika kita mulai melangkah keluar dan menatap dunia yang begitu
luas ini, maka kita akan mulai menyadari betapa pentingnya sebuah kedisiplinan
itu, terutama ‘waktu’.
That's all Sobat Rainbow.
S'moga bermanfaat n menginspirasi yah.
Salam 'Rainbow'
Categories: Rainbow Story
0 Comment:
Post a Comment